Trump Ancam Pecat Powell

Spread the love

Tanggal: 16 Juli 2025
Tempat: Oval Office & Media Briefing


Presiden Trump kembali mengguncang panggung politik dan ekonomi dengan mengancam akan memecat Ketua The Fed, Jerome Powell. Kali ini, Trump menyasar proyek renovasi gedung markas The Fed senilai $2,5 miliar (sekitar Rp40 triliun) yang ia sebut sebagai “pemborosan luar biasa.” Ia bahkan menyebutnya sebagai kesalahan yang “bisa saja” menjadi alasan pemecatan (AP News).

Ini menunjukkan perubahan pendekatan Trump: karena tak bisa memecat Powell hanya karena kebijakan suku bunga, ia kini mencoba jalur baru menuduh adanya kesalahan manajemen keuangan.


Gedung Marriner S. Eccles, yang dibangun pada tahun 1930-an, memang membutuhkan perbaikan besar. Masalahnya mulai dari sistem mekanik tua hingga bahan berbahaya seperti asbes dan timbal (AP News).

Awalnya proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar $1,9 miliar, namun kini membengkak hingga $2,5 miliar. Penyebabnya antara lain: harga material melonjak, upah pekerja naik, serta temuan masalah struktural dan regulasi tambahan (Straight Arrow News).

Gedung Putih, lewat Direktur Anggaran Russ Vought, menuduh adanya tambahan mewah seperti taman di atap, air mancur, lift VIP, dan marmer mahal. Namun Powell membantah keras mengatakan semua elemen “mewah” itu tidak pernah masuk dalam rencana akhir (Reuters).


Secara hukum, presiden hanya bisa memecat Ketua The Fed “dengan alasan yang sah”, bukan karena perbedaan kebijakan (AP News). Tim Trump termasuk Kevin Hassett sedang mencari celah hukum: apakah pembengkakan biaya dan dugaan kesaksian menyesatkan bisa dianggap sebagai alasan yang sah? (Reuters)

Banyak pakar hukum, termasuk Senator French Hill, meragukan argumen ini. Mereka memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa merusak independensi The Fed dan kemungkinan besar tak akan bertahan di pengadilan (Investopedia).


Powell telah meminta Inspektur Jenderal The Fed untuk mengaudit seluruh proyek renovasi demi transparansi dan memastikan tidak ada penyimpangan (AP News). Ia juga menegaskan bahwa seluruh “fitur mewah” sudah dicoret sejak awal dan tidak pernah menjadi bagian dari anggaran akhir (Reuters).

Powell bersikukuh akan menyelesaikan masa jabatannya hingga Mei 2026 dan tidak berniat untuk mundur (Reuters).


Trump dikabarkan mulai mempertimbangkan nama-nama calon pengganti, seperti Scott Bessent, Kevin Warsh, dan Kevin Hassett. Meski begitu, Trump juga menyatakan masih “puas” dengan kinerja Powell menandakan bahwa ini bisa jadi hanya tekanan politik, bukan niat pemecatan langsung (Reuters).


Isu ini langsung berdampak ke pasar:

  • S&P 500 turun 0,26%,
  • Nasdaq turun 0,27%
  • Sementara imbal hasil obligasi naik.

Investor khawatir terhadap potensi politis-asi kebijakan moneter. CEO JPMorgan, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa mengguncang independensi The Fed bisa menaikkan ekspektasi inflasi dan mendorong investor keluar dari pasar AS (Wall Street Journal).

Analis dari Deutsche Bank menyebut ini sebagai salah satu “risiko besar yang belum diperhitungkan pasar”, dengan potensi guncangan yang bisa meluas secara global (Investopedia).


Independensi The Fed selama ini menjadi pelindung utama dari intervensi politik. Jika Trump benar-benar memecat Powell, itu akan menciptakan preseden berbahaya (Erie News Now).

Sebagai bank sentral paling berpengaruh di dunia, krisis kepercayaan terhadap The Fed bisa mengguncang pasar global dan melemahkan investor asing. Jika pelaku pasar melihat bahwa Ketua The Fed bisa diganti semena-mena, maka ekspektasi inflasi bisa meningkat dan kebijakan moneter tak lagi efektif.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *